Kamis, 22 September 2016

Menantikan Janji Tuhan




 
Sebulan tepatnya sejak aku meninggalkan pekerjaan yang memberiku kemapanan secara finansial. Sebuah keputusan yang sangat disesalkan oleh teman, keluarga dan bahkan aku sendiri. Terlanjur pada sebuah keputusan yang kurang pertimbangan, membuat saya awalnya mengutuki diri. Tapi, penyesalan tidak akan pernah mengubah apapun. Ada beberapa hikmah yang bisa saya ambil dari kejadian ini. Saya berpikir jika tetap bekerja disana, mungkin aku akan tetap merasa tertekan, menjadi pemarah, terkekang karena tidak jelasnya jam kerja, dan banyak hal lain yang membuat saya memutuskan untuk pergi. Aku berdoa, semoga mantan bosku yang dulu tetap diberkati Tuhan dan selalu menjadi berkat dimana pun beliau berada.

Saat merasa sedang putus asa, Tuhan selalu punya cara agar kita tetap sabar dan setia. Tadi malam saat sedang mengobrak – abrik koleksi buku di kardus, aku menemukan selembar kertas yang ternyata bahan bacaan persekutuan doa saat saya masih rajin ikut community of love (cool) dari komunitas kecil di gereja. Mataku tertuju pada sebuah lirik lagu yang berjudul “ Kunantikan Janji Allah “ by Ir.Welyar Kauntu. Sebuah lirik yang pas untuk kondisi yang sedang kualami saat ini. Menanti jawaban atas sebuah doa untuk pekerjaan, ataupun kegiatan apa yang harus saya lakukan. Agar tidak penasaran, liriknya saya kutip di bawah ini

“ Kunantikan janji Allah, dignapi dalamku”
“ Kuharapkan yang terbaik, terjadi di dalamku”
“ Yang kutahu, Dia kerjakan”
“ Seturut firmanNya, bagi kemuliaanNya”
“ Yang kuyakin Dia sediakan, seturut kasihNya bagiku”

Semoga cerita ini bisa menginspirasi dan lirik lagu indah dari Bapak Welyar Kauntu ini bisa memberkati.
Larut dalam penyesalan tidak akan mengubah apapun. Aku tetap melakukan bagianku sebaik mungkin dan selebihnya berserah pada kehendakNya.

1 komentar: