Sebulan
tepatnya sejak aku meninggalkan pekerjaan yang memberiku kemapanan secara
finansial. Sebuah keputusan yang sangat disesalkan oleh teman, keluarga dan
bahkan aku sendiri. Terlanjur pada sebuah keputusan yang kurang pertimbangan,
membuat saya awalnya mengutuki diri. Tapi, penyesalan tidak akan pernah
mengubah apapun. Ada beberapa hikmah yang bisa saya ambil dari kejadian ini.
Saya berpikir jika tetap bekerja disana, mungkin aku akan tetap merasa
tertekan, menjadi pemarah, terkekang karena tidak jelasnya jam kerja, dan
banyak hal lain yang membuat saya memutuskan untuk pergi. Aku berdoa, semoga
mantan bosku yang dulu tetap diberkati Tuhan dan selalu menjadi berkat dimana
pun beliau berada.
Saat
merasa sedang putus asa, Tuhan selalu punya cara agar kita tetap sabar dan
setia. Tadi malam saat sedang mengobrak – abrik koleksi buku di kardus, aku
menemukan selembar kertas yang ternyata bahan bacaan persekutuan doa saat saya
masih rajin ikut community of love (cool) dari komunitas kecil di gereja.
Mataku tertuju pada sebuah lirik lagu yang berjudul “ Kunantikan Janji Allah “
by Ir.Welyar Kauntu. Sebuah lirik yang pas untuk kondisi yang sedang kualami
saat ini. Menanti jawaban atas sebuah doa untuk pekerjaan, ataupun kegiatan apa
yang harus saya lakukan. Agar tidak penasaran, liriknya saya kutip di bawah ini
“ Kunantikan janji
Allah, dignapi dalamku”
“ Kuharapkan yang
terbaik, terjadi di dalamku”
“ Yang kutahu, Dia
kerjakan”
“ Seturut firmanNya,
bagi kemuliaanNya”
“ Yang kuyakin Dia
sediakan, seturut kasihNya bagiku”
Semoga
cerita ini bisa menginspirasi dan lirik lagu indah dari Bapak Welyar Kauntu ini
bisa memberkati.
Larut
dalam penyesalan tidak akan mengubah apapun. Aku tetap melakukan bagianku
sebaik mungkin dan selebihnya berserah pada kehendakNya.
Manstaf :)
BalasHapus