Jumat, 14 Oktober 2016

Bram, Kita Putus!



dok : chyrun.com

“ Bram, apakah semuanya baik – baik saja?”.

Pesan singkat yang kukirim tujuh minggu yang lalu, hingga kini belum juga berbalas. Haruskah aku menunggu hingga minggu kedelapan, sembilan atau kesepuluh?. Sungguh!, aku tidak pernah bisa memahami arti diammu, Bram. Jika ada kata yang tak mungkin terucap, maka tuliskanlah. Atau amarah yang tak mungkin dibendung, maka teriakkanlah.

Kita bertemu karena satu rasa “cinta”, akankah berlalu tanpa satu kata?. Bicaralah Bram! Karena kutahu bibirmu belum mati kata. Jujurlah, jika sudah tak punya rasa. Apakah sulit bagimu untuk memulai kata?, sesungguhnya jauh lebih sulit bagiku memahami arti diam.

Bram!, entah bagaimana aku harus memulai, namun kata ini harus kusampaikan. Berat rasanya, karena jauh di lubuk hatiku aku masih mengharapkanmu. Tetapi aku tak ingin buang waktu pada penantian yang tak pasti. Kita berawal dari cinta, namun tak harus berakhir dalam cinta. Mengapa aku harus menyimpan rasa, jika cintaku tak sepenting itu buatmu?

“ Bram, kita putus!” akhirnya pesan itu terkirim di minggu kesepuluh

1 komentar: